Sebelum tahun 711 M, bangsa Gathia yang berasal dari Negeri Jermania menguasai Andalusia (Spanyol). Bangsa Ghathia mendirikan pemerintahan yang kuat di sana. Namun, pada masa selanjutnya berubah menjadi bangsa yang lemah.

Penyebabnya adalah adanya perbudakan, lemah ekonomi dan pemaksaan kepada penduduk agar beragama Kristen. Akibatnya rakyat menjadi menderita, sengsara dan tertekan. Itulah kondisi penduduk Andalusia sebelum Islam datang.

Sementara kondisi penduduk Afrika Utara hidup dalam keadaan sejahtera sewaktu berada di bawah kekuasaan Islam yaitu Daulah Umaiyah yang memerintah dengan adil. Maka tidaklah mengherankan bila penduduk Andalusia (spanyol) berharap agar mereka dapat membebabaskan diri dari kekejaman bangsa Ghathia tersebut.

Proses Kedatangan Pasukan Islam ke Andalusia

Tahukah kamu? Islam masuk Andalusia (spanyol) pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (705-715), salah seorang khalifah Daulah Umayyah yang beribukota di Damaskus. Islam masuk ke Andalusia (spanyol) lewat Afrika Utara yang saat itu telah menjadi salah satu provinsi Daulah Umayyah.

Ada tiga pahlawan Islam yang berjasa memimpin pasukan Islam dalam proses penaklukan Andalusia (spanyol).

  • Pertama, Panglima Tharif bin Malik, sebagai pasukan perintis dan penyelidik. Dia berangkat atas perintah Musa bin Nusair pada tahun 710 M dengan jumlah pasukan sebanyak 500 orang. Mereka berhasil menyeberangi selat yang berada di antara Marokko dan benua Eropa.
  • Kedua, Panglima Thariq bin Ziyad, sebagai pasukan penakluk. Mereka berangkat pada tahun 711 M menggunakan kapal menyeberangi lautan. Pasukan ini juga diutus Musa bin Nusair dengan jumlah pasukan sebanyak 7000 orang. Sebagian besar pasukannya adalah suku Barbar dan sebagian lainnya lagi adalah orang Arab.

Sebelum memulai pertempuran, Thariq bin Ziyad menyiapkan pasukannya di tempat bernama Gibraltar. Kemudian ia memerintahkan supaya membakar kapal mereka sendiri sehingga tidak ada pilihan bagi pasukannya untuk kabur dan melarikan diri. Ia lalu berpidato untuk mendorong semangat pasukannya. Isi berpidatonya, antara lain:

“Wahai manusia! Hendak kemana kalian melarikan diri? Laut kini berada di belakang kalian, dan musuhpun berada di depan kalian! Demi Allah tidak ada pilihan bagi kalian, kecuali jujur dan sabar!”

Thariq bin Ziyad dan pasukannya terus mampu menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Ghathia saat itu). Kemenangan Thariq bin Ziyad dan pasukannya dalam penyerangan pertama ini membuka jalan bagi penaklukan lebih luas lagi.

  • Ketiga, Musa bin Nusair, dia berangkat dengan pasukan besar pada tahun 712 M. Ia merasa ingin turut serta membantu pasukan Thariq. Satu persatu kota yang dapat takluk seperti Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida. Dia dan pasukannya bergabung dengan pasukan Thariq bin Ziyad di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Andalusia (spanyol).
sumber gambar: freepik
Peta Andalusia

Faktor Kemenangan

Kemenangan-kemenangan umat Islam pada penyerangan pertama tidak lepas dari adanya beberapa faktor internal dan eksternal yang menguntungkan. Faktor internal adalah kondisi umat Islam mulai dari penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang ikut andil dalam penaklukan Andalusia (spanyol) merupakan orang-orang pilihan. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, pejuang dan prajuritnya kompak, bersatu, berani dan tabah mengadapi tantangan karena termotivasi oleh ajaran agama Islam untuk berjuang di jalan Allah Swt.