Terdapat empat pusat peradaban Islam pada masa Daulah Bani Umayyah, yaitu Makkah, Madinah, Basrah, dan Kufah. Saat itu berbagai bidang mengalami perkembangan seperti arsitektur, kenegaraan, militer, sosial dan ekonomi.

Contoh perkembangan arsitektur saat itu dapat terlihat dari pembangunan Masjid Damaskus oleh arsitek handal bernama Abu Ubaidah bin Jarrah.

Masjid Agung Damaskus

Dalam pembangunannya khalifah al-Walid mendatangkan 12.000 orang tukang bangunan dari Romawi. Ukuran masjid ini seluas 300×200 m dan memiliki 68 pilar.

Ruangan Masjid Damaskus berhiaskan ukiran-ukiran indah dan kaligrafi. Penyelesaian pembangunan masjid ini membutuhkan waktu sekitar sembilan tahun.

Selain arsitektur masjid, kota-kota pada masa itu pun dibangun sedemikian rupa sehingga memanjakan mata bagi orang-orang yang menyaksikannya. Rata-rata corak/gaya arsitektur di sana merupakan perpaduan antara gaya Persia, Romawi dan Arab.

Sedangkan bidang pemerintahan dan militer, Bani Umayyah membuat beberapa lembaga seperti sekretaris, pengawal khalifah dan penjaga pos. Lalu Bani Umayyah juga membentuk bagian pertahanan (Diwan al-Jund), angkatan laut (al-Bahriyah), angkatan kepolisian (asy-Syurthah).

Pada bidang pemerintahan ini, Daulah Bani Umayyah memiliki lembaga peradilan bernama al-Qada yang dipimpin oleh seorang kadi. Seorang kadi bertugas untuk membuat fatwa-fatwa dan peraturan. Lalu ada lembaga bernama al-Hisbah yang menangani permasalaha kriminal. Ada pula lembaga bernama al-mazalim yang bertugas untuk meninjau atau memantau keputusan yang dibuat oleh seorang kadi.

Kemudian, sebab wilayah kekuasaan Daulah Bani Umayyah yang luas, terjadi perkembangan ekonomi yang pesat melalui perdagangan ke berbagai negeri. Misalnya perdagangan sutera, keramik, obat-obatan dan wewangian ke Tiongkok. Ada juga perdagangan rempah-rempah, permata, logam ke negeri lain.

Perkembangan perdagangan ini mendorong meningkatnya kemakmuran masyarakat Daulah Bani Umayyah. Luasnya lapangan pekerjaan memberikan dampak pada kesejahtaraan penduduk