Sayyidah Khadijah ra merupakan istri setia Rasulullah Saw. Ia merupakan perempuan pertama yang masuk Islam sehingga Khadijah termasuk golongan As-Sabiqunal Awwalun yang Allah jamin akan masuk surga.

Khadijah juga merupakan orang yang pertama kali mendengarkan wahyu dari lisan Rasulullah Saw dan pertama kali membaca Al-Qur’an setelah mendengarnya langsung dari Rasulullah Saw. Khadijah juga merupakan orang yang pertama kali belajar shalat kepada Rasulullah saw.

Saat wahyu Al-Qur’an pertama kali turun, Nabi Muhammad merasa gelisah atas peristiwa besar itu yang terjadi di dalam Gua Hira. Bahkan badan Nabi Muhammad gemetar.

Dalam keadaan masih gemetar, beliau kembali ke rumah menemui Khadijah dan memintanya untuk menyelimuti beliau hingga hilanglah semua ketakutan itu. Nabi lalu menceritakan semua apa yang beliau alami dan berkata, “Sungguh aku mencemaskan diriku.

Dengan penuh kasih, Khadijah mencoba menenangkan Nabi dengan berucap, “Sama sekali tidak. Demi Allah, Allah selamanya tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkau selalu menyambung tali persaudaraan, selalu menanggung orang yang kesusahan, selalu mengupayakan apa yang diperlukan, selalu menghormati tamu dan membantu derita orang yang membela kebenaran.”

Khadijah tidak tinggal diam melihat kegelisahan yang merundung Baginda Nabi Saw. Kedatangan Khadijah menemui anak pamannya itu untuk lebih memastikan kejadian-kejadian yang Nabi Saw. alami adalah tanda-tanda kenabian dan kerasulan. Khadijah juga berharap, perjumpaannya itu bisa melepas kegundahan yang melanda hati Nabi Saw.

Khadijah berkata kepada Waraqah, “Wahai anak pamanku, dengarkanlah cerita anak saudaramu ini.” Waraqah segera bertanya kepada Nabi, “Wahai anak saudaraku, apakah yang kau lihat?” Lalu Nabi menceritakan apa yang beliau lihat dan alami di Gua Hira.

Setelah mendengar semuanya, Waraqah berkata lagi kepada Nabi, “Itulah Namus (Jibril as) yang pernah Allah utus kepada Musa. Mudah-mudahan aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu.”

Kisah ini mengandung hikmah yang luar bisa. Begitu tepatnya Allah Swt. memilih Khadijah, sosok perempuan tangguh dan tegar yang selalu ada di sisi Nabi Saw. ketika beliau memikul risalah agung.

Tidak hanya berperan penting menenangkan Nabi Saw. di saat ketakutan dan kebingungan melanda hati beliau, Khadijah pun berusaha mencarikan jalan keluar dengan membicarakannya kepada Waraqah bin Naufal. Setelah peristiwa penerimaan wahyu pertama itu, Khadijah adalah pendamping hidup yang setia menemani setiap perjuangan Nabi.