Bilal bin Rabbah adalah seorang budak berkulit hitam yang termasuk As-sabiqunal Awwalun. Karena ia budak yang beragama Islam, orang kafir Quraisy sering menyiksanya.

Suatu hari, majikan Bilal menyiksanya dengan cara menyiksanya di tengah terik matahari. Punggung Bilal dicambuk menggunakan pecut berkali-kali. Majikannya memaksa Bilal untuk keluar dari Islam. Namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).”

Mereka kemudian menindih dada Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Sekalipun semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”

Mereka memaksa Bilal agar memuji tuhan orang kafir yaitu Latta dan ‘Uzza, “Ikutilah yang kami katakan!” Tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya.

Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.

Sementara itu, Bilal menahan siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus mengucapkan, “Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.

Berselang beberapa waktu, Abu Bakar Ash-Shidiq (sahabat Nabi Muhammad) mengajukan penawaran untuk membeli Bilal dari majikannya.

Majikan tersebut menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas.

Setelah itu, Abu Bakar memerdekakan Bilal sehingga tidak lagi menjadi budak. Abu Bakar telah membeli sekaligus menyelamatkan Bilal dari cengkeraman para penyiksanya Bilal kemudian menjadi muazin kesayangan Nabi Muhammad.